Apa itu diet gastritis?
Gastritis berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menyebabkan terjadinya borok (ulkus) dan dapat meningkatkan risiko dari kanker lambung. Akan tetapi bagi banyak orang, gastritis bukanlah penyakit yang dianggap serius dan dapat segera membaik dengan pengobatan. Individu yang menderita penyakit lambung umumnya mengalami penurunan status gizi.
Terjadinya gastritis salah satunya dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi makan, jenis, dan jumlah makanan sehingga lambung menjadi sensitif bila asam lambung meningkat.
- Frekuensi Makan
Frekuensi makan adalah jumlah makan dalam sehari-hari baik kualitatif dan kuantitatif. Individu yang memiliki pola makan tidak teratur mudah terserang gastritis. Pada saat perut harus diisi, tetapi dibiarkan kosong, atau ditunda pengisiannya, asam lambung akan mencerna lapisan mukosa lambung, sehingga timbul rasa nyeri Secara alami lambung akan terus memproduksi asam lambung setiap waktu dalam jumlah yang kecil, setelah 4-6 jam sesudah makan, kadar glukosa dalam darah telah banyak terserap dan terpakai sehingga tubuh akan merasakan lapar dan pada saat itu jumlah asam lambung terstimulasi. Bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium.
Kebiasaan makan tidak teratur ini akan membuat lambung sulit untuk beradaptasi. Jika hal tersebut berlangsung lama, produksi asam lambung akan berlebihan sehingga dapat mengiritasi dinding mukosa pada lambung dan dapat berlanjut menjadi tukak lambung.
- Jenis Makanan
Jenis makanan adalah variasi bahan makanan yang kalau dimakan, dicerna, dan diserap akan menghasilkan paling sedikit susunan menu sehat dan seimbang. Mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan akan merangsang sistem pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan mengakibatkan rasa panas dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan mual dan muntah. Gejala tersebut membuat nafsu makan penderita makin berkurang. Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan pedas lebih dari satu kali dalam seminggu
selama minimal 6 bulan dibiarkan terus-menerus dapat menyebabkan iritasi pada lambung yang disebut dengan gastritis.
Gastritis dapat disebabkan pula dari hasil makanan yang tidak cocok. Makanan tertentu yang dapat menyebabkan penyakit gastritis, seperti buah yang masih mentah, daging mentah, kari, dan makanan yang banyak mengandung krim atau mentega. Bukan berarti makanan ini tidak dapat dicerna, melainkan karena lambung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mencerna dan lambat meneruskannya kebagian usus selebih-nya. Akibatnya, isi lambung dan asam lambung tinggal di dalam lambung untuk waktu yang lama sebelum diteruskan ke dalam duodenum dan asam yang dikeluarkan menyebabkan rasa panas di ulu hati dan dapat mengiritasi.
- Porsi Makan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi makanan berlebihan, kelebihannya akan disimpan di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat menyebabkan refluks isi lambung, yang pada akhirnya membuat kekuatan dinding lambung menurun. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan peradangan atau luka pada lambung.
Penderita Maag (Gastritis) biasanya oleh ahli gizi dianjurkan untuk menerapkan diet lambung/gastritis. Tujuan diberikannya diet lambung diantarannya menetralkan kelebihan asam lambung dengan memberikan makanan yang adekuat dan tidak merangsang. Syarat diet lambung yaitu makanan dalam bentuk lunak dan mudah dicerna, hindari makanan yang merangsang lambung seperti asam, pedas, keras, terlalu panas atau dingin, porsi yang diberikan kecil yang diberikan sering, dan cara pengolahannya direbus, dikukus, panggang dan tumis.
Makanan yang diperbolehkan untuk diet gastritis diantaranya yaitu nasi, nasi tim, bubur roti gandum, makaroni, jagung, kentang, ubi, talas, havermout, dan sereal (sumber karbohidrat yang kaya akan serat). Sumber protein yang diperbolehkan untuk dikonsumsi diantaranya daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan, putih telur, susu rendah lemak, tempe, tahu dan kacang hijau. Jenis sayuran yang diperbolehkan yaitu sayuran yang tidak menimbulkan gas seperti bayam, buncis, labu kuning, labu siam, wortel, kacang panjang, tomat, gambas, kangkung, kecipir, daun kenikir, ketimun, daun selada, dan taoge. Sayuran yang dihindari diantaranya kol, kembang kol, lobak, sawi, nangka muda, dan sayuran mentah yang apabila dikonsumsi akan mengakibatkan peningkatan asam lambung.
Buah-buahan yang diperbolehkan untuk dikonsumsi diantaranya jeruk, apel, pepaya, melon, jambu, pisang, alpukat, belimbing, mangga. Buah buahan yang banyak mengandung gas dan harus dihindari oleh penderita penyakit gastritis diantaranya durian, nangka, cempedak, nanas, dan semua jenis buah-buahkan yang diawetkan. Makanan yang dianjurkan saat gastritis kambuh sebaiknya mengkonsumsi makanan dalam bentuk lunak. Konsumsilah puding, bubur sumsum,biskuit yang dicampur dengan susu hangat dan pisang dalam porsi sedikit tetapi sering.
Jika gejala gastritis sering kambuh sebaiknya anda menggunakan obat pereda sakit jenis anti-inflamasi nonsteroid (OAINS) konsultasikan hal tersebut kepada dokter. Dalam kasus ini, dokter biasanya akan mengganti OAINS dengan obat pereda nyeri golongan lain seperti paracetamol.
Referensi :
Kementrian Kesehatan RI. Diet Gastritis. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2011.
Beck M.E. Nutrition and Dietetics for Nurses (Eds. Andi Hartono Dan Kristiani). Yogyakarta: Andi Yogyakarta; 2000.
Umasangaji. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien Suspect Gastritis di Ruang Interna Pria RSUD Dr.H. Chasan Boesoirie Ternate. 2012.